Rabu, 06 Agustus 2014

Sebelum membaca Admin ingin si pembaca bisa mengimajinasikan melalui Alur Novel yang sudah admin penggal.. Novel ini adalah karangan yang bersifat fiktif belaka . Apa bila ada persamaan nama, tempat dan lain lain.. admin mohon maaf yang sebesar besarnya..


(ayo ndang de maos..)
·     1.    Penggambaran lautan
·     2.    Seorang wanita yang selalu menghabiskan waktu bersama ombak
·        3. Menikah dengan pemuda muslim
·         4.Mengandung bayi kembar siam
·         5. Melahirkan dg selamat
·        6. Si Wanita merawat anaknya
·         7. Penggambaran kedua bayi siam yang berbeda
·          8. Dunia anak2,
·         9. Dewasa
·         10. Pembunuhan  sodara kembar
·         11. Menikah
·         12.Membunuh ibunya sendiri
·         13 Ayahnya pulang dari planet Pluto
·         14 Setres karena kabar isrtinya meninggal
·         15 Kembali ke aceh bersama anak dan menantunya
·         16 Bertemu dengan wanita yang mirip istrinya di dekat rumahnya di aceh
·         17 Si anak Di hantui rasa bersalah
·         18 Wanita itu ternyata kembaran si istri
·         19 Sang ayah mencari tahu kematian istrinya
·         20 Misteri terpecahkan , lin pembunuh jep dan ibunya
·         21 Lin hendak membunuh ayahnya
·         22 Lin terbunuh suaminya sendiri. dan Novel saya ini saya beri judul (SI DENGKI SANG PEMBUNUH)





SI DENGKI SANG PEMBUNUH

Semilir angin berhembus di atas hamparan pasir putih Sahaya, Bengkulu. Sisa angin laut  masih terasa dingin menyambut datangnya sang surya. Udara  pagi yang sejuk masih erat menyatu dengan kabut tipis  yang semakin memudar . Sadako seorang wanita yang tidak pernah di ketahui asal usulnya berjalan pelan seorang diri di atas pasir putih, setapak demi setapak berhasil di tembusnya,  suasana terasa hening dan senyap hanya terdengar deburan ombak yang mangalun bersahutan tiada henti. Sadako duduk di atas batu karang tak jauh dari deburan ombak yang menepi , ia hanya terdiam memandang jauh  ke arah lautan, mungkin ia tengah meratapi nasipnya , ia tak pernah tau asal usulnya, tak pernah tau siapa ayah dan ibunya, kini ia hidup seorang diri di pondok Guru Liu yang satu pekan ini telah di panggil oleh Sang Yang Agung. Kehangatan di ufuk timur kian memerah seiring sang surya mengintip di balik garis cakrawala, serta burung burung yang berterbangan kesana kemari menyambut bahagia datangnya musim panas.

 Sewaktu bayi, Sadako ditemukan di dalam peti yang hanyut di tengah lautan, saat itu guru Liu tengah berlayar pulang menyebarkan Agama Budha, Sadako tumbuh menjadi anak yang pendiam, namun sekali dia berbicara ,lawan bicaranya akan diam tak bisa menjawab,begitu panjang pemikiran ang anak , tenang bagai air, dan mengerikan bagai tsunami  , usia Sadako kini sudah 25 tahun, namun ia belum juga menikah ,mungkin karena cara hidupnya yang berbeda ia tak pernah melihat pemuda dan hanya bisa menghabiskan hari harinya memandang deburan ombak. Kesendiriannya di tepi laut, seolah- olah dirinya tengah berbicara dengan air laut. Semenjak meninggalnya guru Liu , sadako semakin pilu, ,, Pondok tempat tinggalnya jauh dari keramaian , jika ia lapar, ia tak pernah  pergi bersosialisasi dengan orang - orang luar, sadako hanya memanfaatkan jala milik gurunya untuk menangkap ikan, sadako menganggap laut lah sumber kehidupannya.

Surya semakin meninggi, sadako belum juga meninggalkan tempat duduknya, di tempat itu sadako  menangis mengharap guru Liu hidup kembali. Rambut panjang sadako terurai menutupi sebagian wajahnya, wajah yang bersih dan cantik . Terlihat tidak jauh darinya seokar ikan besar mati hanyut kian menepi, sadako mendekat menghentikan tangisan dan harapannya, dia berfikir, dia tidak akan kelaparan selama satu pekan ke depan. Heran,ternyata bukan seekor ikan yang ia dapati,melainkan seorang pemuda berpakaian serba hitam yang tak sadarkan diri, sadako merawat sang pemuda.

Hidup sadako kali ini  berubah,  semenjak ia mengenal pemuda yang  mengaku bernama Luisan .. hidup sadako seakan berharga dan  lebih berwarna, kini sadako menjadi seorang muslim , agama yang di bawa oleh Luisan . Luisan mengaku dirinya berasal dari Aceh seorang  Astronom yang mengalami musibah saat berlayar menuju selandia baru. Keduanya menjalin hubungan mesra , mereka pun menikah bahagia.  Hidup mereka serba berlebih, ditambah lagi dengan kabar bahagia bahwa sadako tengah mengandung bayi mereka. Luisan kini menekuni pekerjaan barunya sebagai nelayan dan petani pasang surut, namun bukan berarti Luisan menghentikan penelitian akan  benda-benda luar angkasa.

Hari berganti malam, angin laut berhembus pelan ,  nyiur hijau di tepi pantai seakan melambai lambai mengiringi  kepergian sang surya.  Wajah Sadako terlihat bersemu merah seperti senja, biasanya itu terjadi padanya ketika dia malu atau menyembunyikan sesuatu dari Suaminya.
“kau ingin berkata sesuatu ?” tanya suaminya.
Tak ada jawaban , melainkan  istrinya tampak begitu khusu mengelus elus perutnya yang membuncit, tentu dengan wajah yang tetap bersemu merah. Melihatnya sang suami  jadi gemas. Luisan meletakan buku catatan yang semula ia baca.
“Dokter bilang kurang dua minggu lagi .”Sadako  mulai berjalan mendekatinya.
“Oh ya kapan kau periksa lagi ke dokter ? kenapa aku tak diberi tahu? “ sang suami memberikan serentetan pertanyaan . “aku sebagai suami pasti di katakan tak bertanggung jawab jika harus membiarkan istriku sendirian memeriksakan kehamilanya . aku paling tidak tahan dengan omongan orang “ sambil menyerubut teh yang di sugukan istrinya.
“Belakangan ini mas terlihat sibuk dengan penelitian mas ?” sadako duduk di samping suaminya,.  mendengar kata penelitian Luisan mulai berantusias menceritakan tentang di pecatnya pluto dari kedudukannya sebagai planet dengan berbagai alasan salah satunya karena orbitnya overlap dengan neptunus. “Lalu kapan bumi di pecat sebagai planet, kalau di pecat bagaimana kalau kita ganti menjadi surga” jawab istrinya
Mendengar respon istrinya, Luisan hanya tersenyum dan menggelengkan kepala . sejurus kemudian ia mendengar  istrinya berkata lagi
“jangan bilang kalau kau akan beralih ke astronomi” tanya Sadako
“aku tak akan beralih dari botani, sejak kecil aku suka tanaman “  jawab Luisan untuk menyenangkan hati istrinya,tiba-tiba istrinya mencium kening Luisan. Dia sangat mendukungnya  menjadi peneliti berbagai jenis tanaman.Tak heran jika rumah mereka mempunyaai pagar hidup, yakni bambu hias dari jenis bambu jepang dan bambu kuning.

Malam semakin menguasai hari , memaksa  mereka untuk sejenak menghentikan percakapan , dan  segera melepas lelah setelah seharian mencucurkan keringat . Malam itu Luisan memeluk  istrinya begitu erat, dua minggu lagi akan lahir buah cinta mereka. Mereka menyebutnya buah dari surga. Tak ada alasan lain kenapa mereka menyebutnya demikian selain ia lahir dari penyerbukan yang di restui serta di saksikan tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi, diikat lewat perjanjian agung di depan penghulu dan  wali hakim. Saat itu seribu malaikat dan  seribu rumput turut bertasbih mendoakan cinta mereka

Hari  terus berganti, Sadako tengah sibuk mempersiapkan ranjang, pakaian serta perlengkapan untuk  calon buah hati mereka. Wanita cantik yang sebentar lagi di panggil ibu  memperkirakan akan lahir seorang bayi perempuan yang cantik dan sehat. Meskipu ia tengah mengandung, namun Kehamilannya tak pernah menghilangkan kebiasaanya memandang lepas deburan ombak menjelang pagi dan senja, justru kini sang suami lah yang menemani keberadaannya menyaksikan pergantian siang dan malam. Sang suami yang selalu menyempatkan waktu untuk melakukan penghitungan  jari – jari planet pluto dengan alat penelitiannya, seorang imam dalam keluarga sekaligus calon bapak dari anak anaknya, sesungguhnya ingin menceritakan keberangkatannya menuju planet pluto, perjalana yang sempat tertunda saat ia terdampar di pantai Sahaya, Akan tetapi waktulah  yang belum tepat
Dua minggu kemudian
Sadako  merasakan sakit yuang luar biasa pada perutnya. Segera ia dilarikan ke rumah sakit. Dokter mengatakan istrinya harus di operasi, itu jalan satu satunya. Luisan sangat khawatir mendengarnya , apa ada yang tidak beres dengan buah surga mereka
Luisan pergi ke sebuah mushola . mengadu pada sang pemilik segala waktu . hatinya teriris seperti luka yang baru lalu di siram gerimis. Di saat yang pedih teramat miris , “seharusnya aku berada di sisi istriku , dia pasti kesakitan sendirian . oh tuhan aku tak tega membayangkanya” , Luisan membasuh seluruh wajahnya dengan air wudlu yang menetramkan . ia hadapkan wajahnya pada kiblat dengan penyerahan yang amat sangat dalam
Beberapa jam berlalu. Terlihat  dokter Kuilun keluar dari ruang operasi dengan roman wajah yang sulit untuk untuk di tafsirkan . hati Luisan semakin was was, dihadangnya langkah dokter yang rambutnya mulai memutih termakan usia
“istri anda baik2 saja,Tapi anak anda terlahir  dalam keadaan dempet , besok  akan ada rapat para dokter untuk menolong anak anda” dokter kemudian melangkah meninggalkan Luisan yang terkulai lemas , ia segera beranjak menuju ruangan  khusus dimana anaknya di rawat , terlihat dua bayi yang dalam keadaan dempet dan terlihat amat lemah . benarkah mereka , buah surga yang ia harapkan, ia samasekali tak punya kekuatan untuk memberitahukan semua ini pada istrinya . langkahnya terasa lunglai , kamar dimana istrinya di rawat semakin dekat namun bibirnya seakan kaku
“Dimana bayi kita mas, aku ingin segera melihatnya” matanya begitu berbinar  sewaktu mengatakan  hal itu,
Luisan membelai rambutnya dengan lembut lalu mengecup keningnya.
“Anak kita masih perlu perawatan  karena ia lahir operasi”
“aku ingin segera melihat kondisi anak kita mas, perempuan atau laki- laki mas, aku ingin sekali menyusuinya” Sadako meremas tangannya begitu kuat seolah ia menitipkan harapan yang begitu besar padanya.
“bayi kita perempuan dan sangat cantik. Sabar ya dek” Luisan hanya ingin menenangkan  keadaan. Ia tak tega melihat Sadako tak bisa menerima keadaan buah hatinya.
“istirahat dulu ya sayang,” sambil membelai rambutnya dan kemudian meninggalkan ruangan.
Tampak  dokter Kuilun yang tengah  berbincang serius dengan orang yang duduk di sebelahnya, ia menjelaskan tentang bayi kembar , menurut pendapatnya, bayi kembar itu ada dua macam yaitu kembar satu telur dan kembar dua telur , jika ada satu sel telur dan satu seperma yang kemudian dia berkembang membelah di dalamnya, lalu apabila pembelahannya sempurna, maka keadaan bayi kembar akan baik baik saja, berbeda jika pembelahan yang terjadi tidak sempurna, hal tersebut akan mengakibatkan bayi kembar dempet atau siam.
Mendengar hal itu pikiran Luisan melayang  pada beberapa hari lalu sebelum istrinya melahirkan, ia pernah  melihat istrinya makan buah pisang yang dempet. Jangan jangan. Segera ia singkirkan prasangka buruknya, “bukankah itu hanya mitos, hal yang sama sekali tidak mendasar”. batinnya
Kemudian ia merruntu t silsilah keluarganya mulai dari nenek, kakek, keluarga bapaknya keluarga ibunya dan seterusnya tak ada yang kembar, kalau tentang keluarga istrinya ia tak tahu banyak karena ia di besarkan di tepi pantai di sebuah pondok kecil yang jauh dari keramaian, lamunan Luisan buyar  ketika ia mendengar suara rintihan istrinya , bergegas ia masuk ke kamarnya , terlihat istrinya  memegangi perut bekas jahitanya ,wajahnya tampak begitu lelah
“apa yang sakit?” sambil memegang tangannya
“bekas jahitan ini terasa gatal”
“sudah jangan di garuk, “ ia membelai rambutnya dengan lembut
“bagaimana anak kita mas”
“mungkin besok akan  dioperasi”
“dioperasi, apa yang terjadi” isterinya membelalahkan matanya
“anak kita kembar siam  jadi harus di pisah. Tapi jangan khawatir, semua pasti baik baik saja.” Jelas Luisan terbata-bata
Tak ada jawaban selain terlihat gerimis yang tiba-tiba muncul di bola matanya. Luisan memalingkan wajahnya , ia paling tidak tahan melihat wanita menangis apalagi wanita itu istinya , wanita yang telah menitipkan tulang rusuknya pada tubuh Luisan
Malam itu Luisan tidur di rumah sakit , ia tidur di samping isternya . dia hanya diam dan sangat dingin . Luisan coba menghiburnya , ia tak bergeming sedikitpun. Ia memegang begit erat tangan suaminya dan kemudian terdengar suaranya “mas mungkinkah salah satu anak kita akan mati”
“bayi kita siam perut dek” kemungkinan besar salah satu di antaranya atau bahkan keduanya akan tiada”jelas suaminya
Sang istri kemudian meneteskan air matanya untuk yang kedua kalinya , luka yang masih membekas seakan sobek kembali.tak di sangka Sembilan bulan penantianya akan kelahiran buah hatinya akan berujung penuh penderitaan. Tetesan hujan di balik tirai jendela pun seakan ikut merasakan penderitaan mereka. Angin yang menggoyang goyangkan bunga kamboja seakan memberi kabar yang teramat duka.
Dengan senyum yang menyiksa sang istri berkata“mas kita rawat saja bayi kita seperti itu y, saya gak tega kalau sampai salah satu di antara meraka akan meninggal,.”
“apa kamuu yakin dek” tanya sang suami
“iy mas,. Mereka adalah buah hati kita,.. ayo kita pulang mas”

Malam itu juga ,.. dengan suara petir yang gemelegar dan kilat yang menyambar nyambar mereka memberanikan diri meminta pulang pada karyawan rumah sakit, sang dokter sesungguhnya masih menghawatirkan keadaan bayi siam tersebut ,.. akan tetapi sang ibu begitu memaksa untuk minta pulang
 Lebih dari satu bulan mereka merawat buah hatinay di rumah,,. Semua perlengkapan bayi  sengaja di dempetkan untuk memenuhi kebutuhan si bayi . mulai dari pakaian atas, bawah bahkan cermin . sejauh ini mereka mengurus anak-anaknya dengan normal .Keduanya tidak begitu kewalahan mengurus buah hatinya.. jep dan lin. Itu lah nama terindah yang mereka berikan pada buah hati mereka

Pagi yang indah, seraya awan bergelembung gelembung membangkitkan energi atmosfir yang kian menguat. Warnanya putih bersih, bagai kapas tertiup angin. Dan taburannya merasuk ke hati sang bapak astronom dan membuatnya begitu tak nyaman.
“pak sepertinya ada yang bapak pikirkan” tanya ibu pada suaminya sambil menyulam pakaian buah hatinya.
“ya bu, sebenarnaya memang ada, tapi bapak gak tega bu” suaranya melirih
“katakan saja pak, kita ini satu keluarga” lanjut sang ibu
“bu.. bapak ada rencana melakukan perjalanan menuju planet pluto” sambil menundukan kepalanya
“pak,. Itu kan jauh,. Apa bapak tega meninggalkan ibu sama anak anak di rumah..” dengan nada yang menaik
“mf bu,. Sungguh bapak minta maaf.. , biar bapak hapus keinginan bapak . ibu jangan sedih ya” sang bapak  menenangkan keadaan
Sadako terdiam dan pergi meninggalkan suaminya.. ia bergegas  melihat keadaan bayinya,.. jep dan lin masih tertidur nyenyak di ranjangnya..ia memikirkan perktaan suaminya. ia berencana ingin melakukan penelitian... sadako mengetahui itu adalah keinginan suaminya yang sangat di nanti nanti sebelum menikah dengannya.
“pak, ibu ijinin bapak pergi,..” suara sadako terdengar dari balik pintu kamar anak-anaknya yng tengah di bukanya
“ibu akan tunggu bapak  pulang ” lanjutnya merestui keberangkatan sang suami
“Sungguh bu.. apa ibu serius. “ sambil mengangkat kepalanya yang sempat menunduk pasrah
“Iya pak” terpancar senyum yang ikhlas
Dengan berat mereka berdua berpisah.. Luisan memulai perjalananya.  kurang lebih 12 tahun di perkirakan akan sampai di pluto.. dan di perkirakan juga  akan mendarat di bumi 24 tahun setelah keberangkatannya.
            Kini Sadako seorang diri merawat kedua anaknya,, keduaanaknya tumbuh cantik dan menggemaskan. Keduanya sangat mirip dan sulit sekali di bedakan bagai pinang di belah dua, dari segi suara, warna kulit, rambut  dan bentuk fisiknya semua sama.. keduanya selalu memiliki benda benda yang sama pula.. tepat di usia yang ke 10 tahun lin di beri kacamata oleh  ibunya, ibunya sengaja memberikannya untuk memudahkan membedakan kedua anaknya..
Suatu hari lin sakit , lin memang sering sakit . lin adalah pasien luar yang sering melakukan kontrol, mungkin karena kembar siam, hormon yang di serap tidak sebanding dengan yang di hasilkan . Lain dengan jep.. jep di kenal periang dan jarang sakit.. jep sangat menyayangi adiknya lin.. saat lin sakit dan sangat sulit untuk minum obat, jep lah yang bersedia memakan obatnya demi lin. Keduanya memiliki hubungan yang sangat erat. Keduanya hidup sangat akur, bermain air bersama ,bermain pasir bersama , tertawa dan menangis  mereka selalu bersama..  suatu ketika ibunya menceritkan keberadaan bapaknya yang kini tengah melakukan perjalanan menuju planet pluto.
“bu, lin bangga sama bapak , lin ingkin seperti bapak” sauhut lin menyela
“kalo jep akan ikut lin ,. Menjaga lin selamanya” sahut jep kemudian
“kalian itu anak ibu yang paling ibu sayang, kalian adalah satu kesatuan,. Jangan sampai kalian saling membenci ya” jawab ibunya
           
Tahun demi tahun berlalu, Manusiawi jikalau seorang anak adam merasakan jatuh cinta. Sama seperti apa yang kini tengah di rasakan jep kepada laksana . Jep  jatuh cinta kepada Laksana, seorang pemuda yang tinggal tak jauh dari tempat tinggalnya , Laksanapun  juga memiliki perasaan yang sama dengan jep. Laksana seorang pemuda, anak sodagar kaya di kompleksnya . Pemuda yang hobi dengan kain kanvas serta cat airnya diam diam sering melukis wajah si kembar, akan tetapi yang paling sering adalah wajah jep, wajah tanpa kacamata  . . Ia juga sering berkunjung kerumah jep serta memberikannya hadiah. Tingkah lakunya mudah sekali terbaca.
Berawal dari iri dan kecemburuan.. lin kini bersikap dingin pada jep. Mungkin dengki . penyakit hati yang sangat erat dengan manusia. Suatu malam di ranjang mereka
“kak apa kakak sudah tidur” tanya lin tiba-tiba
“blum. Tapi kakak sudah mengantuk” jawab jep
“kak,. Lin mau tanya” lin melanjutkan perkataannya
“apa dek” jawab jep lagi
“gimana si rasanya jatuh cinta” tanya lin
“Apa si dek, apa adek lagi jatuh cinta” jep beralih menghadap lin
“bukannya kakak yang lagi jatuh cinta” sela lin
“maksud adek Laksana, dia memang sangat baik sama kakak” jelas jep
“apa kakak akan minta berpisah dengan adek” pertanyaan lin semakin membuat suasana hening
“apa maksudmu dek” jawab jep bingung
Keduanya terbangun . terlihat oleh jep ,lin tengah menangis . Tangisan Lin seketika menjemput turunnya air hujan yang amat deras. Hati Lin kini berlumpuran penuh kebengisan, hanya ada iri dan dengki yang menguasai segala emosinya.
“dek. Kakak gak akan tinggalin adek,.. kakak sayang  sama adek, kakak akan jaga adek selamanya” jep memeluk lin
Dengan kasar Lin membrontak pelukan kakaknya serta dengan kelabilan hati Lin mencekik leher Jep“bohong. Kakak bohong, semua yang di katakan kakak palsu .kakak ingin kan hidup normal kan, kakak ingin berpisah dengan adek kan , kakak ingin bahagia dengan laksana kan.. lalu... bagaimana dengan adek,.. siapa yang  akan mencintai adek,.. siapa yang akan menjadi pasangan adek. Kakak bilang , kakak akan menjaga adek, akan selalu bersama adek selamanya., dan sekarang , kakak bohong,, kakak pendusta. “ suaranya menggelegar sangat keras,
Suara yang terdengar kacau dan ribut bersamaan dengan derasnya siraman air hujan membangunkan ibunya yang tengah tertidur,..
 jep lemah tak berdaya mendengar adiknya berkata demikian. ia ter seret lin yang tengah mengamuk ,semua perkakas kamarnya berantakan.
“sabar dek sabar... kakak sayang sama kamu dek” jep mencoba menghentikan amukan lin
“pembohong.. “ sambil mengambil segulung kertas dan memperlihatkannya, gambar jep yang duduk ,m ;/ usendiri di bangku taman.
Gambar yang ia terima dari Laksana 2 hari yang lalu, saat Jep dan Lin tengah duduk santai di bangku putih panjang di depan tempat tinggalnya. Di kala  itu Hati jep teramat berbunga bunga , lain dengan Lin.. hatinya teriris perih menahan goresan silet di dadanya.
“ini. Mau mu kan, kamu ingin  berpisah denganku, iya kan, iya” sambil mencekik leher  jep..
Ibunya yang terbangun segera bergegas menuju kamar kedua anaknya,  jep tak bisa melawan sodara kembarnya , jep hanya bisa pasrah tanpa berteriak meminta pertolongan , jep  yang di cekik lin tak bisa tertolong dan meninggal, kacamata yang di pakai lin sengaja di lepas. Dan di pakaikannya pada jep.
“jep lin,, apa yang terjadi . buka pintunya nak” suara ibunya dari balik pintu kamar  yang terkunci
Tiada jawaban. Suara kembali tenang, hanya terdengar hujan yang mulai mereda . pintu yang awalnya terkunci kemudian terbuka.
“bu,. Lin bu,... lin meninggal” suara lin terisak isak
“ya Allah lin..... kenapa., apa yang terjadi dengan lin . kenapa ini terjadi? Apa yang kamu lakukan padanya..” ibunya berlari membangkitkan si siam yang berkacamata dan mengguncang guncangnya.
“bu.. lin bunuh diri... “ jelas tipu dayanya.
“tidak” jerit ibunya, suaranya membangkitkan hujan yang hampir reda , hujan kembali  turun dengan suara guntur yang menggelegar...
                                    Akankah sang ibu mengetahui bahwa yang meninggal sebenarnya bukan lin , melainkan jep, gadis tanpa kacamata yang sengaja di tipu daya oleh kembarannya...
Lalu apakah yang akan terjadi nanti dengan meninggalnya salah satu anak siam..?
                                                                                                Bersambung......



Lanjut kapan-kapan ya sayang... cape juga ngetiknya hehee... komen dulu ya nnti saya sambung...